Langsung ke konten utama

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan



Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

Hola mahasiswa akuntansi.... Kita kenalan yuk dengan kerangka konseptual pelaporan keuangan. Nah, kerangka konseptual itu merumuskan konsep penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka Konseptual bukan merupakan PSAK jadi tidak mendefinisikan standar untuk pengukuran atau isu pengungkapan tertentu. 

Tujuan kerangka konseptual:
(a) untuk membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK IAI) dalam pengembangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) baru dan
tinjauan atas SAK yang ada;
(b) untuk membantu DSAK IAI dalam mempromosikan harmonisasi peraturan, standar akuntansi, dan prosedur yang terkait dengan penyajian laporan keuangan dengan menyediakan dasar untuk mengurangi jumlah alternatif perlakuan akuntansi yang diizinkan oleh SAK;
(c) untuk membantu DSAK IAI dalam pengembangan standar lokal;
(d) untuk membantu penyusun laporan keuangan dalam menerapkan SAK dan yang berkenaan dengan hal-hal yang belum diatur dalam PSAK;
(e) untuk membantu auditor dalam memberikan opini mengenai apakah laporan keuangan telah sesuai dengan SAK;
(f) untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam menginterpretasikan informasi dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan SAK; dan
(g) untuk menyediakan informasi kepada pihak yang tertarik dengan pekerjaan DSAK IAI tentang pendekatannya dalam penyusunan SAK .

Ruang Lingkup Kerangka Konseptual:
a.    Tujuan pelaporan keuangan
b.    Karakteristik kualitatif keuangan yang berguna
c.    Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yangmembentuk laporan keuangan dan,
d.    Konsep modal dan pemeliharaan modal.


Bab 1: Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum

Pendahuluan
Tujuan, kegunaan dan keterbaasan pelaporan keuangan bertujuan umum

Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) tidak didesan untuk menunjukkan nilai entitas tetapi memberikan informasi yang membantu untuk mengestimasi nilai entitas.

Informasi tentang Sumber Daya Ekonomik Entitas Pelapor, Klaim Terhadap Entitas, Serta Perubahan Sumberdaya dan Klaim
       Laporan keuangan bertujuan umum menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pelapor, yang merupakan informasi mengenai sumber daya ekonomi entitas dan klaim terhadap entitas pelapor. Laporan keuangan juga menyediakan informasi mengenai dampak dari transaksi dan peristiwa lainnya yang mengubah sumber daya ekonomi dan klaim entitas. Kedua jenis informasi tersebut menyediakan masukan yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas.
1. Sumber daya ekonomi dan klaim
2. Perubahan sumber daya ekonomi dan klaim
3. Kinerja keuangan terfleksi oleh akuntansi akrual
4. Kinerja keuangan terfleksi oleh arus kas masa lalu
5. Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim yang tidak berasal dari kinerja keuangan

BAB II: Entitas Pelapor (Masih dalam pembahasan IASB)

BAB III: Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
Karakteristik kualitatif informasi keuangan mengidentifikasi jenis informasi berguna untuk investor dan investor potensial, pemberi pinjaman, serta kreditor untuk membuat keputusan mengenai entitas. Karakteristik kualitatif diterapkan untuk informasi keuangan yang tersedia dalam laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang tersedia dengan cara lainnya. Karakteristik kualitatif informasi keuangan diterapkan untuk informasi keuangan yang tersedia dalam laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang tersedia dengan cara lainnya. Biaya merupakan kendala pervasive dalam menyediakan informasi keuangan.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang berguna
Agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus relevan dan merepresentasikan secara tepat apa yang akan direpresentasikan. Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut terbanding (comparable), terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan terpaham (understandable).

Karakteristik kualitatif fundamental
Relevansi
Ø  Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan yang diambil oleh pengguna.
Ø  Memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat digunakan sebagai masukan yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil.
Ø  Memiliki nilai konfirmasi jika menyediakan masukan (konfirmasi atau perubahan) tentang evaluasi sebelumnya.
Ø  Informasi adalah material jika informasi tersebut hilang atau salah saji sehingga dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat pengguna yang berdasarkan atas informasi keuangan tentang entitas pelapor tertentu

Representasi Tepat (lengkap:Netral dan bebas dari kesalahan)
Ø  Lengkap mencakup seluruh informasi yang diperlukan pengguna agar dapat memahami fenomena yang digambarkan, termasuk seluruh diskripsi dan penjelasan yang diperlukan.
Ø  Netral adalah tanpa bias dalam pemilihan atau penyajian informasi keuangan.
Ø  Bebas dari kesalahan berarti tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam mendeskripsikan fenomena, dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan tanpa ada kesalahan dalam prosesnya.

Penerapan karakteristik kualitatif fundamendal
Proses yang paling efisien dan efektif dalam penerapan karakteristik kualitatif fundamental biasanya adalah:
ü  Identifikasi fenomena ekonomi yang memiliki potensi menjadi berguna bagi pengguna
ü  Identifikasi jenis informasi tentang fenomena yang paling relevan
ü  Menentukan apakah informasi tersebut tersedia dan dapat direpresentasikan secara tepat

Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterbandingan
Keterbandingan adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami persamaan dalam, dan perbedaan antara, pos-pos.

Keterverifikasian
Keterverifikasian berarti berbagai pengamat independen dengan pengetahuan berbeda-beda dapat mencapai konsensus, meskipun tidak selalu mencapai kesepakatan, bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi tepat. Verifikasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.
ü  Verifikasi langsung berarti pemverifikasian jumlah atau representasi lain melalui observasi secara langsung.
ü  Verifikasi tidak langsung berarti pemeriksaan masukan pada suatu model, rumus, atau teknik lain dan pengalkulasian ulang hasil dengan menggunakan metodologi yang sama.

Ketepatwaktuan
Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka. Beberapa informasi dapat terus tepat waktu bahkan dalam jangka panjang setelah akhir dari periode pelaporan, misalnya, beberapa pengguna perlu mengidentifikasi dan menilai tren.

Keterpahaman
Pengklasifikasian, pengarakteristikan dan penyajian informasi secara jelas dan ringkas dapat membuat informasi tersebut terpaham. Laporan keuangan disiapkan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi serta pengguna yang meninjau dan menganalisa informasi dengan tekun.

Penerapan Karakteristik Kualitatif Peningkat
Merupakan sebuah proses yang berulang yang tidak mengikuti urutan tertentu. Terkadang, satu karakteristik kualitatif peningkat mungkin dapat dikurangkan untuk memaksimalkan karakteristik kualitatif lainnya. Sebagai contoh, pengurangan temporer dalam keterbandingan sebagai akibat dari penerapan standar pelaporan keuangan baru secara prospektif mungkin berguna untuk meningkatkan relevansi atau representasi tepat dalam jangka panjang. Pengungkapan yang sesuai secara parsial dapat mengompensasi ketidakterbandingan.

Kendala Biaya Pelaporan Keuangan yang Berguna
Biaya menjadi kendala besar untuk informasi yang dapat disajikan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan informasi keuangan menimbulkan biaya, dan sangat penting bahwa biaya tersebut dapat dijustifikasi melalui manfaat dari pelaporan informasi.
Ketika penerapan kendala biaya dalam pengembangan standar  pelaporan keuangan, DSAK IAI mencari informasi dari penyedia informasi keuangan, pengguna, auditor, akademisi dan lainnya mengenai sifat dan kuantitas dari manfaat yang diharapkan dan biaya dari standar tersebut. Dalam kebanyakan situasi, penilaian tersebut berdasarkan pada kombinasi informasi kuantitatif dan kualitatif.

BAB IV: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (1994): Peraturan yang Tersisa

Asumsi Dasar
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha entitas dan entitas akan melanjutkan usahanya di masa depan.

Unsur-Unsur Laporan Keuangan
·         Posisi Keuangan
Posisi Keuangan: Aset = Liabilitas + Ekuitas
a)    Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas.
b)   Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
c)    Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitas.
·         Aset
Aset adalah potensial dari aset tersebut untuk memberikan kontribusi, baik langsung maupun tidak langsung, pada arus kas dan setara kas kepada entitas. Manfaat ekonomi berupa:
a.    digunakan baik sendiri maupun digabungkan dengan aset lain dalam produksi barang atau jasa untuk dijual oleh entitas;
b.    dipertukarkan dengan aset lain;
c.    digunakan untuk menyelesaikan liabilitas;
d.    didistribusikan kepada pemilik entitas.
Aset entitas berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu.

·         Liabilitas
Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Penyelesaian kewajiban  kini dapat dilakukan dengan:
a.    pembayaran kas;
b.    pengalihan aset lain;
c.    provisi jasa;
d.    penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain;
e.    konversi kewajiban menjadi ekuitas.

·         Beban

Beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Beban biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan, dan aset tetap.

·         Penyesuaian Pemeliharaan Modal
Revaluasi atau penyajian kembali aset dan kewajiban menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas. Meskipun memenuhi definisi penghasilan dan beban, kenaikan dan penurunan ini tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi menurut konsep pemeliharan modal tertentu. Sebagai alternatif, pos ini dimasukkan dalam ekuitas sebagai penyesuaian pemeliharaan modal atau cadangan revaluasi.

Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan
        Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur diakui jika:
·         ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir ke atau dari entitas; dan
·         pos tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal


Probabilitas Manfaat Ekonomik Masa Depan
Keandalan Pengukuran
Pengakuan Aset
          Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.
          Aset tidak diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke entitas setelah periode akuntansi berjalan
Pengakuan Liabilitas
            Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika terdapat kemungkinan besar bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal
Pengakuan Penghasilan
            Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan Beban
            Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.


Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
          Pengukuran adalah proses penetapan jumlah moneter ketika unsur diakui dan dicatat dalam laporan keuangan
Dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
·         Biaya historis (historical cost). Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban, atau dalam keadaan tertentu
·         Biaya kini (current cost). Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang seharusnya akan dibayarkan jika aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang. Liabilitas dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini.
·         Nilai terealisasi/penyelesaian (realisable/settlement value). Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal. Liabilitas dicatat sebesar nilai penyelesaiannya; yaitu, jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang diekspektasikan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
·         Nilai sekarang (present value). Aset dicatat sebesar arus kas masuk neto masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diekspektasikan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dicatat sebesar arus kas keluar neto masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diekspektasikan akan diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.

Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
Konsep Modal
            Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar entitas dalam penyusunan laporan keuangan. konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal bersinonim dengan aset neto atau ekuitas entitas. konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan pada, sebagai contoh, unit output per hari.

Konsep pemeliharaan modal
·         Pemeliharaan modal keuangan. Laba diperoleh jika jumlah finansial (atau uang) aset neto pada akhir periode melebihi jumlah finansial (atau uang) aset neto pada awal periode, setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari, pemilik selama periode. Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau satuan daya beli yang konstan.
·         Pemeliharaan modal fisik. Laba diperoleh jika kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) entitas (atau sumber daya atau dana yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas tersebut) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.


Sumber: KKPK oleh DSAK IAI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSAK 68: Hirarki Nilai Wajar (The Fairs Value Hierarchy)

Membahas mengenai psak 68 ini, kita akan membahas mengenai hirarki nilai wajar ( The Fairs Value Hierarchy ) . Nah, apa sih hirarki nilai wajar itu? Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan yang terkait, ditetapkan hirarki nilai wajar, yaitu dengan mengkategorikan input dalam tiga level. ü   Hirarki nilai wajar akan ü memberikan prioritas tertinggi kepada harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (input Level 1) dan prioritas terendah untuk input yang tidak dapat diobservasi (input Level 3). Pada ED PSAK 68 input didefinisikan sebagai “asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas, termasuk asumsi mengenai risiko, seperti sebagai berikut: a. Risiko yang inheren dalam teknik penilaian tertentu yang digunakan untuk mengukur nilai wajar (seperti model penentuan harga); dan b. Risiko yang inheren dalam input yang digunakan d

Mengenal PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan

Hola… Sobat Akuntansi, yuk kenalan dengan PSAK 72. PSAK 72 ini merupakan IFRS 15 Revenue from contracts with customers yang aktif per 2018. Nah tapi, ada yang dikecualikan diantaranya itu item terkait IFRS 16 Leases (Karena belum diadopsi) terkait dengan penggunaan aset, dan tanggal efektif dan penarikan standar yang telah ada. PSAK 72 ini menggantikan beberapa PSAK, karena sudah menyangkut peraturan terkait PSAK yang dihapuskan tersebut. Berikut ini beberapa PSAK yang digantikan: 1.       PSAK 23: Pemdapatan 2.       PSAK 34: Kontrak Konstruksi 3.       ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan 4.       ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estate 5.       ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan 6.       PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate Tujuan dari PSAK 72 ini adalah untuk menetapkan prinsip tentang sifat, jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Ruang Lingkupnya meliputi Kontrak sewa

Aku, Kamu, dan Rihlah

          Kamu tau apa yang paling kusukai? Itu adalah mendaki. Kamu tau apa yang paling senang kulihat? Ya, itu adalah senyumanmu.   Kenapa? Karena aku jatuh cinta dengan itu semua. Siapa yang tau, jika itu menjadi bagian dari nafas dan perjalananku.           Tak tahu lagi bagaimana harus ku tuliskan seperti apa rasa ini. Sungguh kau begitu menawan Rinjani. Ah namamu selalu menggema ditelingaku bahkan selalu hadir di mimpiku, lekukan indah hijau yang bermandi cahaya mentari selalu membuatku bergetar. Sapaan mentari dan birunya langit pagi ini membakar semangat kami, seusai makan dan bersiap siap, tepat pukul 08.30 pendakian dimulai. Rasanya dadaku bergemuruh “Bismillahirrahmanirrohim ” kulangkahkan kaki sambil terus berdzikir. “May, semangat!!”Seru Tazkia sepupu sekaligus teman mendakiku. Kali ini alu ikut bersama 6 orang pendaki dari Jakarta. Berbagi kisah pendakian sembari berjalan menuju pos 1. Baru setengah jam berjalan keringat sudah mengucur deras bak sungai.